Friday, April 23, 2010

Hantu gentayangan

Hantu secara umum merujuk pada kehidupan setelah kematian. Hantu juga dikaitkan dengan roh atau arwah yang meninggalkan badan karena kematian. Definisi dari hantu pada umumnya berbeda untuk setiap agama, peradaban, maupun adat istiadat.

Meskipun secara umum hantu merujuk pada suatu zat yang mengganggu kehidupan duniawi, dalam banyak kebudayaan, hantu tidak didefinisikan sebagai zat yang baik maupun jahat. Sebutan setan, iblis, genderuwo, dan sebagainya, lebih umum digunakan untuk merujuk kepada hantu yang jahat. Sedangkan hantu yang baik yang dianggap mempunyai kemampuan untuk menolong manusia, disebut dengan bermacam nama yang berbeda, seperti sebutan untuk Datuk, Te Cu Kong (penguasa tanah, dalam agama Kong Hu Cu), dan lainnya. Tetapi di dalam kebanyakan agama, meminta hantu untuk membantu manusia adalah dilarang.

Hantu dipercaya keberadaannya oleh hampir semua umat manusia yang mempercayai adanya Tuhan, meskipun hanya sebagian kecil yang mengakui pernah melihat hantu secara langsung. Keberadaan hantu menjadi pro dan kontra di banyak negara maju. Sebagian ilmuwan beranggapan hantu hanyalah ilusi ataupun khayalan mereka yang mempercayainya, sementara sebagian ilmuwan lain berusaha membuktikannya secara ilmiah adanya zat yang terkandung dalam hantu.

Hantu seringkali digambarkan berukuran dan berbentuk manusia (walaupun ada yang menyebutnya menyerupai hewan), biasanya digambarkan "berkilauan", "berbayang", "seperti kabut", atau bayangan. Hantu tidak mempunyai tubuh kasar seperti manusia, hanya bayangan badan (astral body). Kadang kala tidak tampak bila dilihat tetapi dalam fenomena lain seperti pergerakan objek, lampu hidup dan mati dengan sendiri, bunyi, dll, yang tidak mempunyai penjelasan logik.

Di Barat mereka yang mempercayai hantu kadang-kala menganggap mereka sebagai roh yang tidak aman selepas mati, dan dengan itu berkeliaran di Bumi. Ketidaksanggupan mendapat keamanan dijelaskan sebagai ada pekerjaan yang belum selesai, seperti mangsa yang mencari keadilan atau membalaskan dendam setelah mati. Menurut nonorthodox doktarin Katolik, hantu dikatakan berada ditempat antaraSurga dan Neraka di mana roh bayi yang tidak dibaptis tinggal. Penting bagi kita mengetahui bahwa Protestant dan Kristian Evangelikal aliran utama yang percaya perwujudan hantu secara prinsip (principalities), tetapi mereka tidak mempercayai hantu (sebagai semangat orang mati) dan meletakkan hantu ganas, seperti poltergeist, kepada tindakan jembalang, sama seperti Islam. Dalam Katolik dan Kristian Anglikan (danChristian Spiritualism), mempercayai hantu adalah diterima dan boleh dibicarakan dengan pendeta (clergy).

Dalam kebudayaan Asia (seperti di Tiongkok), banyak orang yang percaya kepada reinkarnasi (reincarnation). Hantu merupakan roh yang tidak mau "di-reinkarnasi-kan" karena mereka mempunyai masalah yang belum selesai, sama seperti di Barat. Exorcist boleh membantu mangusir atau meng-reinkarnasi-kan hantu (reincarnated). Dalam tradisi Tiongkok, selain di-reinkarnasi-kan, hantu boleh menjadi abadi (immortal) dan menjadi setengah dewa (demigod), atau dia boleh pergi ke neraka dan menderita selamanya, atau dia boleh mati sekali lagi dan menjadi "hantu kepada hantu". Orang Tiongkok juga percaya bahwa sebagian hantu, terutamanya mereka yang mati lemas, membunuh manusia untuk menghalangi hak mereka untuk di-reinkarnasi-kan. Mangsa "pembunuh" paranormal dikenali sebagai Ti Si Gui (替死鬼), yaitu bagi Tiongkok sama seperti kambing hitam.

Dalam agama Hindu, pembahasan terperinci mengenai hantu terdapat dalam Garuda Purana, skripture dari Vedic tradisi (Hindu).

Kedua-dua Timur dan Barat mempunyai pendapat yang sama mengenai hantu. Mereka berkeliaran ditempat mereka biasa pergi sewaktu hidup atau tempat mereka meninggal. Tempat demikian dikenali sebagai "rumah berhantu"; hal yang mereka lakukan disebut "menghantui". Mereka sering kali menggunakan pakaian yang sering mereka pakai dimasa hidup.

Samsara Buddha memasukkan konsep alam hantu lapar. Sentient being dalam alam tersebut dirujuk sebagai Hantu Lapar karena ikatan mereka kepada dunia ini. Asura juga dirujuk sebagai "hantu pengganggu".

Hantu dalam agama-agama monotheis

Dalam Islam, hantu dikelompokkan sebagai setan dari golongan jin yang kerap mengganggu manusia. Jin dikenali sebagai mahkluk halus yang tinggal di dalam alam lain. Bagaimanapun, kumpulan jin ini bisa memasuki alam manusia. Ada sebagian jin yang membuat hubungan dengan manusia dan patuh terhadap manusia, dengan tujuan menyesatkan manusia seperti merusakkan akidah. Persahabatan ini dikenali sebagaisaka.

Dalam Alkitab, mengacu pada kitab Yesaya dan Wahyu, hantu bisa dirunut asal-usulnya sebagai malaikat berdosa pengikut Lucifer yang jatuh ke bumi. Berdasar kitab Wahyu jumlah mereka disimbolkan sepertiga jumlah bintang.

Analisa skeptik

Sementara sebagian orang menerima hantu sebagai realitas, ramai yang lain mempersoalkan kewujudan hantu.

Skeptik mungkin coba menjelaskan hantu yang terlihat dengan menggunakan prinsip pencukur Occam (Occam's razor), yang mana menyatakan bahwa penjelasan yang mudah dan memandai bagi sembarang keadaan atau fenomena adalah yang penjelasan yang paling mungkin.

Ini berarti bahwa motif dan keikhlasan orang yang melaporkannya dipersoalkan. Sebagai contoh, hantu yang berkeliaran biasanya dikaitkan dengan dendam atau mencari keadilan. Memberikan kekuatan dan motif sedemikian kepada orang mati boleh diartikan sebagai taktik menakutkan mereka yang mungkin sedang berpikir untuk membunuh seseorang.

Kedua, kemungkinannya penipuan atau penipunan, dengan mereka yang melaporkan dianggap sebagai mangsa. Dengan menceritakan cerita hantu mungkin itu merupakan suatu cara untuk menhindarkan masyarakat terpencil dari orang luar. Jika taktik ini gagal, dapat dibuat seseorang dari masyarakat tersebuat derperan sebagai hantu.

Ketiga, penjelasan berasaskan pengetahuan mengenai psikologi manusia. Sebagai contoh, kemunculan hantu seringkali dikaitkan dengan gambaran bayangan, kelam, pudar, dan hawa dingin. Tetapi respon terhadap rasa takut adalah merinding, yang dapat juga diakibatkan oleh hawa dingin.

Aspek penglihatan hantu boleh dijelaskan melalui fisiologi: penglihatan sisi amat sensitif mengangkap gerapan, tetapi tidak bagi warna atau memfokus bentuk; dengan itu, tirai yang bergerak atau pergerakan apa saja diluar penglihatan fokus boleh menghasilkan ilusi bentuk.

Kewujudan infrasound, di mana berlaku pada frekuensi di bawah pendengaran manusia (di bawah 20 hertz), mampu menjelaskan kecenderungan "kehadiran" dalam kamar, atau menjelaskan perasaan gelisah atau takut, karena frekuensi infrasonik tertentu diketahui dapat menimbulkan perasaan yang sedemikian rupa terhadap tubuh manusia.

Faktor psikologi sering kali disebut sebagai penjelasan bagi kejadian melihat hantu: mereka yang lemah semangat cenderung membesar-besarkan apa yang dilihat. Gambaran tertentu seperti gambar dan film mungkin mendorong seseorang mengaitkan struktur tertentu atau kawasan sebagai berhantu karena apa yang dilihatnya dalam film.

Beberapa gambaran mengenai hantu pernah ditangkap secara tidak sengaja oleh masyarakat setempat. Kebanyakkan gambar yang diambil adalah di pinggir jalan, kuburan, dan rumah-rumah sakit. Bayangan di dalam gambar ini menunjukkan bayangan hitam, kepulan asap,rupa wajah dan juga cahaya yang terang. Tetapi kebenarannya masih belum diketahui.


Macam-macam hantu dalam tradisi Indonesia

Masyarakat Indonesia mengenal berbagai jenis hantu/makhluk spiritual. Berikut adalah jenis-jenis hantu yang dikenal di Indonesia:

Beberapa urban legend juga mengenal berbagai macam bentuk hantu yang biasanya terkait dengan riwayat sebab-akibat kematian orang yang menjadi hantu. Meskipun bukan merupakan hantu, beberapa bentuk makhluk supranatural dikenal pula dalam mitos masyarakat, yang dianggap sebagai cara seseorang dalam menempuh ilmu tertentu atau mencari kemuliaan:

[sunting]Lihat pula

[sunting]Pranala luar

(wikipedia.org)

Setan (Arab: شيطان, Shaitan), seperti yang diketahui dalam agama Islam, Kristen dan Yahudi, asalnya adalah salah satu golongan sepertiMalaikat yang kuat beribadah. Walau bagaimanapun, menurut Islam, Setan diciptakan dari api oleh Allah dan juga dikatakan berasal dari golongan Jin sebelum dipilih menjadi Malaikat. Menurut Kristen, Setan adalah malaikat yang diusir dari Surga. Ini membedakannya dari malaikat-malaikat lain. Disebabkan karena mereka menentang perintah Allah, dia diusir dari golongan malaikat dan dari Surga, kerana ingkar akan perintah Allah untuk bersujud kepada Nabi Adam sebagai penghormatan sebagai ciptaan-Nya yang mulia.


Menurut agama Islam, Tuhan meletakkan taraf manusia lebih tinggi daripada makhluk-makhluk yang lain kerana mereka diberikan akal, terutama untuk membandingkan mana yang buruk dan mana yang baik. Setan membangkang pada manusia ciptaan Tuhan dan menolak untuk bersujud di hadapan Adam seperti yang dilakukan oleh para malaikat lain. Tuhan bertanya kepada Setan: "Apakah yang mencegahmu untuk bersujud menghormati sesuatu yang telah Aku ciptakan dengan tangan-Ku?" Setan menjawab: "Aku adalah lebih mulia dan lebih unggul dari dia. Engkau ciptakan aku dari api dan menciptakannya (menciptakan Adam) dari lumpur." Ini menunjukkan bahwa Setan merasa dirinya lebih bertaraf tinggi dari Adam kerana dia diciptakan dari api dan Adam diciptakan dari tanah, yang dianggap tidak bersih dan rapuh. Setan berjanji dan berkata di hadapan Tuhan, Nabi Adam dan para malaikat bahwa dia akan membinasakan Adam dan seluruh keturunannya (yaitu golongan manusia) sampai hari Akhirat kelak. Allah bersabda bahwa manusia yang mengikuti perintah-Nya tidak akan dibinasakan oleh Setan, tetapi yang mengikuti Setan akan turut dibinasakan dan disiksa di api neraka pada hari Akhirat. Setan juga yang memyebabkan Nabi Adam dan isterinya Siti Hawa dikeluarkan dari Surga, walaupun mereka telah diampuni oleh Allah.
[sunting]
Setan menurut Islam

Ibnu Katsir menyatakan bahwa setan adalah semua yang keluar dari tabiat jenisnya dengan kejelekan (Tafsir Ibnu Katsir, 2/127). Lihat juga Al-Qamus Al-Muhith (hal. 1071). Yang mendukung pendapat ini adalah surat Al-An’am ayat 112:

“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia).” (Al-An’am: 112)

(Dalam ayat ini) Allah menjadikan setan dari jenis manusia, seperti halnya setan dari jenis jin. Dan hanyalah setiap yang durhaka disebut setan, karena akhlak dan perbuatannya menyelisihi akhlak dan perbuatan makhluk yang sejenisnya, dan karena jauhnya dari kebaikan. (Tafsir Ibnu Jarir, 1/49)

[sunting]Setan menurut Kristen

Wiki letter w.svg Bagian ini membutuhkan pengembangan

Doktrin Kristen Trinitarian: Pada mulanya, Setan adalah malaikat Tuhan yang bernama Lucifer. Istilah “malaikat” berarti “utusan.” Semua malaikat diciptakan oleh Tuhan. Kolose 1:16 mengatakan: “Karena di dalam Dia-lah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.” Lucifer diciptakan dengan keindahan yang sempurna sehingga ia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling cantik. Ia dipenuhi hikmat sehingga ia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang terpandai. Dari seluruh malaikat yang ada di Surga, Lucifer-lah yang paling pintar, cantik dan berkuasa. Yehezkiel 28:12 mencatat: “…..gambar dari kesempurnaan engkau, penuh hikmat dan maha indah.” Walaupun malaikat adalah makhluk yang indah dan berkuasa, namun mereka tidak boleh disembah karena malaikat adalah makhluk ciptaan Tuhan. Hanya Tuhan, Sang Pencipta saja yang patut disembah

[sunting]Lihat pula

[sunting]Pranala luar

Setan menurut Kristen: